Informasi Penting Bakteri Leptospira Penyebab Leptospirosis

Leptospirosis merupakan suatu penyakit infeksi zoonosis yang tersebar luas diseluruh dunia yang disebabkan oleh bakteri genus Leptospira. Dikatakan infeksi zoonosis karena penyakit ini ditularkan oleh hewan ke manusia. Beberapa jenis hewan yang menjadi inang perantara bakteri ini adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus jenis Rattus norvegicus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi. 

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini mampu bertahan hingga beberapa tahun didalam ginjal hewan dan sewaktu-waktu dapat dikeluarkan bersama dengan urin ke lingkungan. Urin yang dikeluarkan oleh hewan akan mengkotaminasi tanah dan air dan dapat secara langung kontak dengan manusia melalui luka pada kulit, konjungtiva, dan membran mukosa.

Di dalam tubuh manusia bakteri Leptospira dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala mual, muntah, meriang, sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, diare, kulit disekitar mata menguning, demam, ruam dan konjungtivis.

B. Mekanisme Infeksi Bakteri Leptospira

Awal infeksi terjadi selama 2 minggu yang ditandai dengan gejala tersebut secara mendadak. Satu minggu berikutnya tubuh mulai merespon dengan membentuk antibodi melawan bakteri Leptospira hingga kondisi tubuh kembali pulih.

Pada kasus infeksi tahap lanjutan bakteri Leptospira dapat menyebabkan terjadinya malfungsi organ-organ dalam tubuh seperti gagal ginjal, pendarahan paru-paru, dan menyebabkan penyakit Weil.

Penyakit Weil ditandai dengan dada terasa nyeri, serta kaki dan tangan menjadi membengkak. Kasus infeksi serius apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.

C. Karakter Genus Leptospira

Bakteri penyebab Leptospirosis termasuk kedalam Filum Spirochaetes, yang berbentuk batang berlekuk (helikal), bersifat aerobik, panjang sel antara 6 - 20 mikrometer dan mempunyai sifat dinding sel seperti bakteri Gram negatif (-). Mempunyai membran bagian luar yang dibalut dengan Lipopolisakarida (LPS) bagian permukaannya, dan mempunyai alat gerka berpa flagela yang berlokasi di periplasma. 

Dalam genus Leptospira terdapat 66 spesies yang telah diidentifikasi. Aggota genus Leptospira dibagi kedalam 2 spesies utama berdasarkan perbedaan properti metabolisme, yaitu L. interrogans yang bersifa patogen dan L. biflexa yang sering ditemukan dilingkungan namun tidak bersifat patogen.

Penelitian terbaru berdasarkan data analisis genomik genus Leptospira juga dapat dibagi menjadi 2 klade dan 4 subklade: P1, P2, S1, dan S2. 19 anggota dari subklade P1 terdiri dari 8 spesies yang menyebabkan penyakit infeksi akut pada manusia, diantaranya:  L. alexanderi, L. borgpetersenii, L. interrogans, L. kirschneri, L. mayottensis, L. noguchii, L. santarosai, and L. weilii.

Klade P2 terdiri dari 21 spesies yang menyebabkan infeksi ringan pada manusia. 26 spesies sisanya merupakan kelompok subklade S1 dan S2 yang merupakan safrofit dilingkungan dan berperan sebagai dekomposer senyawa organik.

Berdasaran klasifikasi serologi, bakteri Leptospira yang bersifat patogen dibedakan menjadi 300 jenis serovar. Serovar ditentukan berdasarkan perbedaan antigen yang berupa komposisi gula pada permukaan Lipopolisakarida.

D. Karakter Fenotip Bakteri Leptospira

Bakteri Leptospira berbentuk seperti bor pembukan tutup botol minuman, atau dapat dikatakan berbentuk helikal. Panjang sel antara 6 - 20 µm dengan diameter kira-kira 0,1µm dan mempunyai semacam pengait yang terletak diujung bagian tubuh.

Bakteri Leptospira bersifa aerob obigat, motil, peka terhadap cairan konsentrasi tinggi (hipertonik), mempunyai toleransi pada pH 7,8 dan tumbuh baik pada suhu 28 - 30 °C.

Bakteri ini dapat tumbuh pada medium sederhana yang diperkaya dengan vitamin B1, B12, asam lemak rantai panjang, dan garam amonium. Pertumbuhan awal saat pertama kali diisolasi baisanya lambat, dan dapat ditunggu hingga 13 minggu sebelum dapat dipastikan ada / tidaknya pertumbuhan.

Deteksi awal infeksi bakteri Leptospira dapat dilakukan menggunakan metode PCR dan genom sekuensing untuk menegakkan diagnosis penyakit beserta gejala-gejala yang ditimbulkan.


E. Cara Penularan Penyakit Leptospirosis

Tikus merupakan hewan pertama kali yang dikenal sebagai reservoir Leptospirosis, yang dapat menyimpan bakteri didalam tubuh selama hidupnya. Tikus ada yang bersifat kebal dan tidak menunjukkan gejala infeksi, contohnya adalah tikus got (Rattus norvegicus) dan tikus ladang (Rattus exulans). Tikus yang peka terhadap infeksi Leptospira adalah jenis tikus rumah (Rattus taezumi).

Semua orang berpotensi terpapar Leptospira dan beberapa diantara mempunyai resiko tinggi karena dipengaruhi pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal.

Infeksi Leptospira dapat terjadi melalui kontak langsung seperti menyentuh bagian tubuh, darah dan urin hewan yang terinfeksi, atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sedang terinfeksi.

Penularan tidak langsung dapat melalui genangan air, sungai, danau, selokan air dan lumpur yang tercemar urin hewan.

F. Diagnosis Gejala Leptospirosis

Proses penegakan diagnosis leptospirosis dapat dilakukan melalui gejala, riwayat penyakit pasien, serta pemeriksaan fisik. Beberapa tes penunjang juga dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis leptospirosis dan mengetahui tingkat keparahan yang dialami pasien. Tes penunjang tersebut, antara lain:
  1. Tes urine, untuk melihat keberadaan bakteri leptospira dalam urine.
  2. Tes darah, untuk melihat adanya bakteri dalam aliran darah, dan antibodi dalam tubuh. Pemeriksaan antibodi dalam darah perlu diulang lagi dalam waktu 1 minggu untuk memastikan hasilnya, karena hasil positif bisa saja ditunjukkan dari infeksi lain yang terjadi sebelumnya.
  3. Pemeriksaan fungsi ginjal, untuk melihat kondisi ginjal dan infeksi bakteri ini pada ginjal.
  4. Pemeriksaan fungsi hati.
  5. Foto Rontgen paru, untuk melihat apakah infeksi sudah menyebar hingga ke organ paru-paru.
 

G. Pencegahan Penularan Penyakit Leptospirosis

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit leptospirosis, di antaranya:
  • Hindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihan air sebelum mengonsumsinya.
  • Jauhi binatang yang rentan terinfeksi bakteri, terutama tikus liar yang paling banyak membawa bakteri leptospira.
  • Bersikap cermat terhadap lingkungan, terutama saat bepergian.
  • Gunakan disinfektan jika perlu.
  • Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira, serta bersihkan dan tutup luka dengan penutup tahan air agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri.
  • Mandi secepatnya setelah berolahraga dalam air.
  • Jaga kebersihan dan cuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.
  • Vaksinasi hewan piaraan atau ternak supaya terhindar dari leptospirosis.
 

H. Sumber & Referensi

  • Alodokter.com
  • Caimi, K., dan Ruybal, P. Leptospira spp. a genus in the stage of diversity and genomic data expansion. Journal of Infection, Genetic and Evolution, vol. 81 July 2019. DOI: https://doi.org/10.1016/j.meegid.2020.104241.
  • CDC.gov
  • Cordoin et al. Pathogenic Leptospira and their animal reservoir: testing host specifity through experimental infection. Nature Scientific Report, 7239, 2019. DOI: https://doi.org/10.1038/s41598-020-64172-4.
  • Kementerian Kesehatan RI: Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis. Cetakan Ke-3 Tahun 2017.
  • Levet, P.N. Leptospirosis. Journal Clinical Microibiol Rev., 14(2): 296-326, Apr 2001. DOI: 10.1128/CMR.14.2.296-326.2001.
  • Mohammed, H., et al. LEPTOSPIRA: Morphology, Classification and Pathogenesis. Journal of Bacteriology & Parasitology · Sep 2011. DOI: 10.4172/2155-9597.1000120.
  • Picardeu, M. Virulence of the zoonotic agent of leptospirosis: still terra incognita? Nature Reviews Microbiology, vol 15, pp 297–307 (2017). DOI: https://doi.org/10.1038/nrmicro.2017.5.
  • Wang, S., Gallagher, S dan Dunn, N. Leptospirosis (Weil Disease). StatPearls Publishing LLC, 2019. PMID: 28722888.
  • WEBMD

0 Response to "Informasi Penting Bakteri Leptospira Penyebab Leptospirosis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel