Mikrobioma Mempengaruhi Tingkat Depresi dan Obesitas Seseorang
{tocify} $title={Daftar isi}
A. Obesitas dan Faktor Penyebabnya
Obesitas adalah suatu gangguan berupa penumpukan lemak berlebihan pada jaringan tubuh yang meningkatkan risiko masalah kesehatan. Ciri-ciri seseorang yang mengalami obesitas adalah ditandai kelebihan berat badan yang ekstrim. Selain fisik, tingkah laku psikis juga berubah, seperti lebih malas dan mudah depresi.
Efek obesitas memang dapat menganggu psikis dan mental seseorang dengan ditandai menurunnya rasa percaya diri. Obat antidepresan hingga antiobesitas-pun banyak diperjual belikan sebagai pilihan untuk mangatasi permasalahan obesitas. Namun sayangnya, hingga saat ini tidak ada obat antiobesitas yang manjur dan teruji secara ilmiah mampu menurunkan berat badan secara aman.
Faktor penyebab obesitas disebebkan oleh pola makan yang kurang baik atau faktor keturunan. Selain itu ternyata obesitas juga dapat dipengaruhi oleh aktifitas mikrobioma yang terdapat dalam saluran pencernaan.
B. Mikrobioma
Mikrobioma adalah komunitas mikroba yang tinggal dan berasosisasi dengan tubuh manusia yang terdiri dari kelompok bakteri, archaea dan protozoa. Mikrobioma ada yang bersifat menguntungkan bagi tubuh disebut mikroflora atau flora normal dan ada juga yang merugikan atau disebut patogen.
Saat ini banyak penelitian terkait obesitas dan depresi dari sudut pandang yang berbeda. Para ilmuwan menemukan bahwa tingkat obesitas dan depresi seseorang secara tidak langsung dipengaruhi dan dikendalikan oleh mikrobioma yang berada didalam saluran pencernaan.
C. Pengaruh Mikrobioma dalam Tubuh
Di dalam saluran pencernaan mikrobioma mempengaruhi sumbu usus-otak manusia (Gut-Brain Axis) yang berfungsi mengatur sistem persyarafan antara otak dengan saluran cerna. Salah satu mekanisme utama yang mendasari hubungan mikrobioma dan obesitas adalah metabolik endotoksemia. Gangguan usus permeabel memungkinkan terjadinya translokasi endotoksin dari lumen usus ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga terjadi peradangan dan gangguan metabolisme, sehingga dapat mengakibatkan obesitas bahkan diabetes.
Mikrobioma saluran pencernaan manusia juga erat kaitannya dengan keadaan mood. Mood merupakan salah satu bentuk reaksi psikologi seseorang terhadap sesuatu hal yang berhubungan dengan suasana hati. Penelitian mengungkapkan bahwa makanan fungsional atau suplemen ternyata memiliki manfaat secara psikologis terhadap suasana hati.
D. Mekanisme Gut-Brain Axis
Dua meknisme kerja sumbu usus-otak manusia adalah sebagai berikut:
- Otak mengirimkan sinyal ke usus melalui efferent vagal dan jalur neuroendokrin (serotinin, dopamin, dan GABA) yang dapat memodifikasi lingkungan saluran pencernaan seperti sekresi lendir, respon imun, motilitas usus, dan fungsi usus yang dapat mempegaruhi komposisi dan fungsi mikrobiota.
- Usus mengirimkan sinyal ke otak melalui efferent vagal dan zat yang disalurkan melalui peredaran darah (70-95% serotonin dan dopamin tubuh berasal dari usus) termasuk molekul bioaktif yang terlibat dalam nafsu makan dan keseimbangan energi.
E. Contoh Spesies Mikrobioma
- Lactobacillus helveticus R0052, menghasilkan senyawa serotonin yang mampu menurunkan efek depresi.
- Bifidobacterium longum R0175, menghasilkan senyawa gamma-Aminobutyric Acid (GABA) yang dapat menurunkan kecemasa.
- Lactobacillus rhamnosus R0011, menghasilkan senyawa kortisol yang berpengaruh terhadap tingkat stress.
F. Mencegah Obesitas dengan Menjaga Mikrobiota
Obesitas dan depresi secara tidak langsung dapat dicegah dengan menjaga mikrobiota saluran pencernaan. Salah satu cara untuk menjaga mikrobiota adalah dengan memberi asupan pangan fungsional. Makanan fungsional juga dapat disebut Psikobiotik, yang didalamnya mengandung probiotik, prebiotik (serat), dan fitobiotik (fitonutrien).
Psikobiotik mengandung senyawa dari bakteri yang mampu menghambat neurotransmitter, sistem kekebalan tubuh dan peradangan pada sumbu usus-otak sebagai faktor utama penyebab depresi. Dapat dikatakan bahwa mikrobioma dapat merubah keadaan mood seseorang dengan menghasilkan suatu faktor berupa senyawa aktif yang produksinya.
Menurut beberapa penelitian pemberian psikobiotik secara rutin dapat meningkatkan mikrobiota dalam saluran pencernaan secara signifikan. Setelah beberapa minggu akan meningkatan populasi bakteri baik dalam usus yaitu; kelompok Bifidobacetrium (+8%), Lactobacillus (+33%), Streptococcus thermophilus (+62%), dan Akkermansia (+90%).
Selain itu indeks psikologis juga akan meningkat secara signifikan yang ditandai dengan mood baik (+17%) dan semangat (+23%) serta terjadi penurunan suasana hati negatif seperti depresi (-38%), ketegangan (-41%), kelelahan (-42%), kabingungan (-31%), dan marah (-39%).
G. Sumber & Referensi
- Talbott SM, Talbott JA, Stephens BJ, Oddou MP. 2020. Modulation of Gut-Brain Axis Improves Microbiome, Metabolism, and Mood. Functional Foods in Health and Disease. 10(1): 37-54. DOI: https:/doi.org/10.31989/ffhd.v10i1.685.
0 Response to "Mikrobioma Mempengaruhi Tingkat Depresi dan Obesitas Seseorang"
Post a Comment