COVID-19: Penyebab, Cara Penularan, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
19/04/2020
Add Comment
COVID-19 masih menjadi wabah mengerikan setidaknya untuk satu dekade kebelakang. Penyebaran sangat cepat dengan angka infeksi dan kematian tinggi cukup membuat panik penduduk dunia yang selama ini adem ayem. Hingga artikel ini dipubilkasi, belum ditemukan vaksin/antiviral yang tepat untuk menghalau virus ini. Namun coba kita tilik lebih lanjut siapa sebenarnya penyebab COVID-19, cara peularannya, gejala, diagnosis maupun metode pengobatab yang akan diterapkan.
{tocify} $title={Daftar isi}
A. Penyebab COVID-19
- Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus dari kelompok Coronavirus. Virus ini menyebabkan pneumonia akut.
- Kasus infeksi pertama ditemukan di daerah Wuhan, China pada akhir Desember tahun 2019 di
- Awalnya penyakit ini diberi nama 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) oleh WHO pada 7 Januari 2020.
- Genom virus ini hanya memiliki kemiripan sebesar 86,9% terhadap genome SARS CoV penyebab SARS tahun 2003 pada manusia. Sehingga nama virus ini berubah menjadi SARS CoV-2 sesuai kesepakatan di ICTV.
- Studi mengenai struktur virus SARS CoV-2 mengungkapakan terdapat 4 protein struktural yang menyusun bagian virus SARS CoV-2.
- Pengamatan menggunakan Mikroskop Elektron mengungkap bentuk asli SARS CoV-2 dengan struktur protein Spike (S) mirip paku yang menyelubungi permukaan virus.
- Protein Spike (S) terkonformasi membentuk bagian yang mirip mahkota/crown, yang menjadi dasar penamaan Corona.
Gambar mikrograf TEM dari partikel virus SARS Cov-2 dari sampel pasien penderita Covid-19 (oleh NIAID, Integrated Research Facility (IRF), Ford Detrick, Maryland). |
B. Cara Penularan COVID-19
- Sumber infeksi pertama diketahui berhubungan dengan pasar hewan dan ikan laut yang berada di Kota Wuhan.
- Virus ini awalnya diketahui berasal dari kelelawar yang menular ke manusia (zoonosis) setelah memakan dagingnya.
- Virus SARS CoV-2 mempunyai kedekatan filogenetik dengan Bat-CoV RaTGI3, sehingga para peneliti berpendapat kelelawar adalah inang pertamanya.
- Penelitian lain juga menyimpulkan bahwa Babi dan Trenggiling juga memungkinkan menjadi inang perantara, dan yang paling memungkin lagi adalah ular.
- Penularan dari orang-ke-orang dapat terjadi melalui tetesan kecil (drpplet) yang dihasilkan saat seseorang bersin dan batuk.
- Kasus lain juga memungkinkan adanya penularan virus adalah melalui fecal-oral, benda mati, dan perinatal (kandungan) masih dalam investigasi dan pengambilan sampel.
- Sejauh ini tidak ada penelitian yang menyebutkan SARS CoV-2 dapat menular melalui makanan.
C. Gejala dan Diagnosis Infeksi COVID-19
- Gejala umum infeksi SARS CoV-2 berupa demam tinggi (>38°C), batuk kering, dan badan terasa letih serta timbul gejala sesak nafas (pneumonia).
- Gejala lain yang mungkin dapat ditimbulkan diantaranya pusing, limbung, sakit perut, mual dan muntah (bukan gejala utama).
- ICU sangat dianjurkan untuk pasien dengan penyakit komplikasi, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kelainan pembuluh darah otak.
- Diagnosis COVID-19 dapat menggunakan metode survei dengan bertanya kondis pasien secara langsung, tes serologi (Rapid Test), tes molekuler (RT-PCR), dan Radiologi.
- RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction) adalah metode terbaik untuk menegakkan diagnosis infeksi COVID-19. Namun kesalahan juga dapat terjadi pada sampel uji, sehingga disaranka juga menggunakan alat CT scan untuk secara langsung melihat kondisi organ dalam terutama paru-paru.
D. Pengobatan COVID-19
- Antiviral untuk COVID-19 belum ditemukan dan masih dalam tahap uji coba klinis.
- Saat in obat yang diklaim aman dan efektif menyembuhkan COVID-19 dan diakui oleh FDA adalah Chloroquin Sulfate dan Hydroxychloroquine Sulfate.
- Chloroquine adalah obat lama yang digunakan untuk menyembukan penyakit Malaria, berharga murah dan aman untuk manula.
- Hydroxychloroquine Sulfate mempunyai efek samping jangka panjang apabila digunakan dalam dosis yang berlebih.
- Redemsivir adalah antiviral jenis baru yang sedang diuji. Mampu menghambat replikasi virus dengan cara menghentikan proses transkripsi RNA virus. Sudah digunakan dibeberapa negara dan efektif mengobati COVID-19.
- Lopinavir dan Ribavirin juga menjadi kandidat antiviral SARS CoV-2, yang mempunyai kemampuan menghambat enzim protease virus corona dan HIV secara invivo di tubuh hewan uji.
- Antiviral jenis lainnya juga masih dalam tahap pengujian oleh lembaga riset nasional maupun internasional.
E. Sumber & Referensi
- Naserghandi, A., Allameh, S.F dan Saffarpour, R. 2020. All about COVID-19. New Microbe and New Infect Journal 2020; 35: 100678, Elsevier Ltd. Publisher.
- https://www.flickr.com/photos/niaid/albums/72157712914621487/.
0 Response to "COVID-19: Penyebab, Cara Penularan, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan"
Post a Comment